5 Tokoh Raja Batu Bara Indonesia

banner 468x60

banner 336x280

Jakarta, CNBC Indonesia – N

Mereka bahkan memiliki aset “tidak terbatas” dari bisnisnya. Berikut raja pertambangan Indonesia yang dirangkum CNBC Indonesia:

Tuck Kwong Rendah

Dato’ Low Tuck adalah pengusaha Indonesia dan pemilik PT Bayan Resources Tbk (BYAN), sebuah perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan batu bara. BYAN merupakan emiten batu bara dengan kapitalisasi terbesar di bursa dalam negeri. Tercatat, kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 658,33 triliun.

Low Tuck Kwong memiliki kekayaan USD 27,2 miliar atau setara Rp 422,79 triliun, menurut daftar 50 orang terkaya Forbes pada Senin (15/1/2024). Ia tercatat sebagai orang terkaya ke-3 di Indonesia setelah keluarga Hartono dan Prajogo Pangestu.

Keluarga Widjaja

Keluarga yang dikepalai mendiang Eka Tjipta Widjaja ini menguasai Grup Sinar Mas, salah satu konglomerat di masa Orde Baru. Grup Sinar Mas memiliki PT Dian Swaistika Sentosa Tbk. (DSSA), yang bergerak di sektor energi dan infrastruktur.

Anak perusahaan DSSA, PT Golden Energy Mines Tbk. (PERMATA) dan Golden Energy and Resources Ltd. (GEAR) merupakan kontributor batubara. GEAR tidak hanya memiliki tambang di Indonesia, namun juga telah mengakuisisi aset pertambangan di Australia yaitu Stanmore Coal. Putra Eko, Franky Oesman Widjaja, menjadi Komisaris Utama OSSZ.

Kekayaan keluarga Widjaja mencapai USD 10,8 miliar atau setara Rp 168,3 triliun.

Garibaldi Thohir

Kakak Menteri BUMN Erick Thohir bersama Theodore Permadi Rachmat alias Teddy Rachmat dan Edwin Soeryadjaya mendirikan emiten raksasa PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) yang pada penawaran umum perdananya pada tahun 2008 berhasil menggalang dana IPO terbesar sepanjang sejarah, rekor yang baru-baru ini dilampaui oleh Bukalapak.

READ  BTPN Syariah sukses cetak laba bersih Rp 264 miliar dan pembiayaan Rp 10,9 triliun di kuartal I 2024 - Fintechnesia.com

Lokasi penambangan Adaro tersebar di pulau Sumatera dan Kalimantan, selain lokasi penambangan di Australia yang diakuisisi baru-baru ini pada tahun 2018. Beberapa perusahaan pertambangan yang tergabung dalam Grup Adaro antara lain PT Mustika Indah Permai (MIP), PT Bukit Enim Energi ( BEE), Adaro Metcoal Companies (AMC), PT Bhakti Energi Persada (BEP) dan banyak lainnya.

Di penghujung tahun 2022, Forbes menempatkan pria yang akrab disapa The Boy itu di peringkat ke-15 dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan USD 3,45 miliar atau setara Rp 54,01 triliun. Kemudian pada tahun 2023, kekayaannya tercatat sebesar USD 3,3 miliar atau Rp 51,29 triliun sehingga menjadikannya orang terkaya ke-17.

Kiki Barki

Kiki Barki merupakan pendiri penerbit pertambangan batu bara, PT Harum Energi Tbk. (HRUM) pada tahun 1995 dan perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010. Kiki Barki menguasai 79,79% saham HRUM yang didirikan pada tahun 1995.

Selain Harum Energy, Kiki juga memiliki tambang batu bara swasta Tanito Harum. Saat ini, putra sulungnya, Lawrence Barki, mengelola Harum sebagai komisaris presiden, sedangkan putra bungsunya, Steven Scott Barki, menjabat sebagai komisaris.

Pada tahun 2022, Forbes mencatat kekayaan bersih Kiki sebesar USD 1,9 miliar atau setara Rp 29,6 triliun. Tahun lalu, sebesar 1,41 miliar USD atau Rp 21,92 triliun, dan ia menduduki peringkat ke-33 orang terkaya.

Edwin Soeryadjaya

Tjia Han Pun alias Edwin Soeryadjaya lahir pada 17 Juli 1949 setelah orang tuanya pulang dari Belanda. Saat ia lahir, perang Indonesia-Belanda perlahan mereda. Saat itu, ayahnya William Soeryadjaya baru merintis usahanya, membangun Astra.

Sekitar tahun 1997-1998, Edwin bersama Sandiaga Uno mendirikan perusahaan keuangan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG). Dimana beliau menjadi pimpinan puncak perusahaan setelah krisis mata uang melanda Indonesia. Saratoga merupakan salah satu perusahaan keuangan yang berkembang belakangan.

READ  Yura Yunita menangis saat menonton film Glenn Fredly dan mengenang kebaikan mentor musiknya

Setelah tahun 2000, penambangan batu bara meluas di Indonesia. Edwin Soeryadjaya juga baru saja memasuki bisnis ini. Seperti sepupunya yang juga bekerja di Astra, Teddy Rachmat juga pernah terlibat dalam pendirian perusahaan batubara Pama Persada.

Pada tahun 2022, Forbes mencatat kekayaan bersih Edwin sebesar US$1,8 miliar atau setara Rp 28,05 triliun. Pada tahun 2023, Edwin tercatat sebagai orang terkaya ke-39 dengan kekayaan USD 1,24 miliar atau setara Rp 19,27 triliun.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel lain

5 taipan yang menguasai pertambangan batu bara di Indonesia

(fsd/fsd)


Quoted From Many Source

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *